Segala bentuk konten dalam situs tokomakalah.com ini BERHAKCIPTA atau dilindungi oleh Undang-undang. jika anda ingin mendapatkan salah satu konten didalam situs ini, silahkan menghubungi kami. Informasi Selengkapnya, Klik download!
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dengan singkat media sering kali disebut alat pengajaran, dan akhirnya
media atau alat-alat yang di pakai untuk memperoleh gambaran tentang taraf pencapaian tujuan
pendidikan. Pendidikan
merupakan hal yang sangat penting untuk kehidupan manusia. Seorang guru
dituntut agar bisa memiliki kompetensi yang tinggi dan dia pun juga harus bisa
mendidik dengan baik. Maka agar tujuan pendidikan bisa tercapai, perlulah
diperhatikan segala sesuatu yang mendukung keberhasilan program pendidikan itu.
Dalam kaitannya dengan usaha menciptakan suasana yang kondusif itu,
alat/media pendidikan atau pengajaran mempunyai peranan yang sangat penting.
Sebab alat/media merupakan sarana yang membantu proses pembelajaran dapat di
perkaya dengan berbagai alat atau media pengajaran. Guru dapat menciptakan
berbagai situasi kelas, menentukan metode pengajaran yang akan di pakai dalam
situasi berlainan dan menciptakan iklim yang emosional yang sehat di antara murid-muridnya.
Bahkan alat atau media pengajaran ini selanjutnya membantu guru “membawa” dunia
ke dalam kelas. Dengan demikian ide yang Abstrak dan samar-samar (Remote)
sifatnya menjadi konkret dan mudah di mengerti oleh murid. Bila alat atau media
ini dapat di fungsikan secara tepat, maka murid akan banyak terlibat dalam
proses pembelajaran, sehingga pengalaman belajar anak dapat di tingkatkan.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian dari media pendidikan?
2.
Apa fungsi dan manfaat dari media pendidikan?
3.
Bagaimana jenis-jenis media pendidikan?
C.
Tujuan
1.
Untuk lebih memahami tentang pengertian media pendidikan
2.
Untuk lebih memahami tentang fungsi media pendidikan
3.
Untuk lebih memahami tentang jenis-jenis media pendidikan
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Media Pendidikan
Media berasal dari
bahasa latin dan bentuk jamak dari Medium yang berarti perantara atau
pengantar. Jadi media pendidikan adalah alat perantara yang dapat membantu
proses pembelajaran yang berfungsi memperjelas makna pesan yang disampaikan
sehingga tujuan proses pembelajaran dapat tercapai dengan sempurna. Media
berperan sebagai perangsang dapat menumbuhkan motivasi belajar sehingga peserta
didik tidak bosan dalam meraih tujuan-tujuan pembelajara. Apapun yang
disampaikan oleh guru mesti menggunakan media, paling tidak yang digunakan
adalah media verbal yang berupa kata-kata yang dikatakan dihadapan peserta
didik.
Dalam pembelajaran, media snagat diperlukan untuk membantu
efektikitas dan efesiensi pembelajaran. Guru harus memilih media pendidikan
yang tepat guna dan tepat sasaran karena pada dasarnya penggunaan media
bertujuan :
1.
Memberi kemudahan kepada peserta didik untuk memahami materi
pembelajaran.
2.
Memberi pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasi.
3.
Menumbuhkan sikap dan keterampilan dalam penggunaan teknologi.
4.
Menciptakan situasi belajar yang tidak mudah dilupakan.
B.
Fungsi dan manfaat media pendidikan dalam pembelajaran.
Dalam kegitan pembelajaran yang dilakukan oleh guru, media memiliki
fungsi sebagai berikut :
1.
Sebagai alat membantu.
2.
Sebagai sumber belajar,
3.
Menarik perhatian peserta didik.
4.
Mempercepat proses pembelajaran.
5.
Mempertinggi mutu pembelajaran.
Adapun manfaat yang diperoleh dari penggunaan media adalah sebagai
berikut:
1.
Bahan pembelajaran akan lebih jelas lagi maknanya sehingga dapat
lebih dipahami oleh peserta didik dan memungkinkan peserta didik menguasai
tujuan pembelajaran lebih baik lagi.
2.
Metode pebelajaran akan bervariasi, tidak semata-mata menggunakan
komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru sehingga peserta didik
tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga apabila guru mengajar untuk setiap
jam pelajaran didepan kelas yang berbeda secara bergantian.
3.
Peserta didik lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak
hanya mendengarkan keterangan guru, tetapi melakukan juga aktifitas lain
seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan.
4.
Pembelajaran akan lebih menarik perhatian peserta didik sehingga
dapat menumbuhkan motivasi belajar.
5.
Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalitas.
6.
Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indra.
C.
Jenis-Jenis Alat Pendidikan
a.
Alat Pendidikan yang bersifat benda
Benda sebagai alat pendidikan saat ini sudah banyak ragamnya, baik yang
tradisional (seperti LCD, OHP, Video, televisi, internet). Guru tinggal memilih
dan memilah benda yang hendak dipakai. Yang penting, dalam memilih alat
pendidikan, ada beberapa hal yang perlu menjadi pertimbangan, yaitu; apa tujuan
menggunakan alat itu? Siapa yang hendak menggunakan alat itu? Kepada siapa alat
itu hendak dipergunakan? Bagaimana menggunakan alat itu?
Pentingnya mempertimbangkan hal-hal di atas, agar alat-alat pendidikan yang
digunakan benar-benar menjadi sarana efektif dan efisien dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan. Jangan justru sebaliknya alat-alat pendidikan malah
menghambat pencapaian tujuan.
b.
Alat pendidikan yang bukan benda
Selain alat atau media
berupa benda terdapat pula alat atau media yang bukan berupa benda. Di antara
alat atau media pengajaran yang bukan berupa benda itu adalah:
1.
Keteladanan
Pada umumnya, manusia memerlukan figur identifikasi (keteladanan)
yang dapat membimbing manusia kearah yang lebih kebenaran. Untuk memenuhi
keinginannya tersebut, Allah mengutus nabi muhammad untuk menjadi teladan bagi
umatnya dengan berakhlakul karimah. Untuk dapat menjadi sosok yang dapat
diteladani, Allah memerintahkan kepada manusia termasuk guru untuk mengerjakan
perintah allah dan rasulnya sebelum mengerjakannya kepada orang yang
dipimpinnya.
Menurut Al-Ghazali, terdapat beberapa sifat penting yang
harus dimiliki oleh guru sebagai orang yang diteladani antara lain :
a)
Amanah dan tekun belajar.
b)
Bersikap lemah lembut dan kasih sayang terhadap peserta didik.
c)
Dapat memahami dan berlapang dada terhadap ilmu dan terhadap
orang-orang yang diajarkan.
d)
Tidak rakus pada materi.
e)
Istiqomah dan memegang teguh prinsip islam.
f)
Rendah hati.
2.
Perintah dan larangan
Seorang muslim diberi oleh Allah tugas dan tanggung jawab
melaksanakan Amar Ma’ruf Nahi Munkar yang merupakan alat lunak dalam
pendidikan. Perintah adalah suatu keharusan untuk berbuat atau melakukan
sesuatu. Dalam hal ini, perintah bukan hanya apa yang keluar dari mulut
seseorang yang harus dikerjakan oleh orang lain, melainkan termasuk pula
anjuran untuk melakuakan larangan. Tiap-tiap perintah dan larangan dalam
pendidikan harus ditaati oleh peserta didik. Tiap-tiap perintah dan peraturan
harus mengandung norma-norma kesusilaan.
Dalam memberikan perintah, terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan oleh guru, yaitu sebagai berikut :
a.
Jangan menggunakan perintah kecuali diperlukan dan sesuai dengan
tujuan pendidikan yang dirumuskan.
b.
Hendaknya perintah dilakukan dengan ketetapan hati dan niat yang
ikhlas.
c.
Perintah hendaknya benar-benar dipertimbangkan akan akibatanya.
d.
Perintah hendaknya bersifat umum, bukan bersifat khusus.
Sementara, larangan biasanya dikeluarkan jika peserta didik melakukan
sesuatu yang tidak baik dan dapat membahayakan dirinya. Larangan sebenarnya
sama dengan perintah. Jika perintah merupakan suatu keharusan untuk berbuat
sesuatu yang bermafaat, larangan merupakan suatu keharusan untuk tidak
melakukan sesuatu yang merugikan.
3.
Pembiasaan dan pengawasan
Pembiasaan berasal dari kata dasar biasa yang berarti lazim,
seringkali. Pembahasan merupakan proses penanaman kebiasaan, mengupayakan suatu
tindakan agar terbiasa melakukannya sehingga terkadang seseorang tidak menyadari apa yang
dilakukannya karena sudah menjadi kebiasaan. Jadi teori pembiasaan dalam
pendidikan adalah proses pendidikan yang berlangsung dengan jalan membiasakan
anak didik untuk bertingkah laku, berbicara, berfikir dan melakuka katifitas
tertentu menurut kebiasaan yang baik.
Teori pembisaan dapat ditinjau dari sudut pandang Al-Quran, Hadis,
dan para tokoh pendidikan berikut :
a)
Teori prmbiasaan berdasarkan al-quran dijelaskan oleh Allah dalam surat
al-nur (24) ayat 58 sebagai berikut.
ياايها
الذين امنوا ليستاءذنكم الذين ملكت ايمانكم والذين لم يبلغوا الحلم منكم ثلاث مرات من قبل صلاة الفجر وحين تضعون
ثيابكم من الظهيرة ومن بعد صلاة العشاء ثلاث عورات لكم ليس عليكم ولا عليهم جناح
بعدهن طوافون عليكم بعضكم على بعض كالك يبين الله لكم الايات والله عليم حكيم
“Hai
orang-orang yang beriman, hendaklah
budak-budak (laki dan perempuan) yang kamu miliki, dan orang-orang yang belum
balig di antara kamu, meminta izin kepada kamu tida kali (dalam satu hari).
Yaitu, sebelum sembahyang subuh, ketika kamu menanggalkan pakaian(luar)mu
ditengah hari dan sesudah isya’. Itulah tiga aurat bagi kamu. Tiadak ada dosa
atasmu dan tidak pula atas mereka selain dari (tiga waktu) itu. Mereka melayani
kamu, sebagian kamu (ada keperluan) kepada sebagian yang lain. Demikianlah
allah menjelaskan ayat-ayat bagi kamu. Dan allah maha mengetahui dan maha
bijaksana.” (QS AL-NUR:58).
b)
Sumber hukum yang berasal dari rasulullah berkenaan dengan teori
pembiasaan dapat kita lihat pada hadis riwayat abu daut berikut.
“suruhlah
anak-anak kalian untuk melaksanakan shalat ketika mereka berumur tujuh tahun,
dan pukulah mereka apabila meninggalkannya ketika mereka berumur sepuluh tahun
, dan pisahkanlah tempat tidur mereka.” (HR Abu Dawud)
c)
Teori pembiasaan menurut para pakar
Salah satu tokoh psikologi yang memberikan pengaruh terhadap proses
pembelajaran dengan menggunakan teori pembiasaan adalah Edward Lee Thorndike
yang terkenal dengan teori cannectionism (koneksionisme). Teori ini
menyebutkan bahwa belajar terjadi akibat adanya asosiasi dan stimulus dengan
respon. Stimilus akan memberi kesan pada pancaindra, sedangkan respon akan
mendorong seseorang untuk bertindak.
4.
Ganjaran dan hukuman
Secara etimologi, hadiah adalah pemberian kenang-kenangan,
penghargaan, penghormatan. Hadiah juga bisa berarti ganjaran. Ganjaran dalam
kontek ini adalah memberikan sesuatu yang menyenangkan sebagai hadiah peserta
didik yang berprestasi, baik belajar
maupun dalam sikap perilaku. Melalui ganjaran diharapkan hasil yang akan
dicapai seorang peserta didik dapat dipertahankan dan meningkat serta dapat menjadi
motivasi bagi peserta didik lainnya untuk mencapai target pendidikan maksimal.
Ganjaran dapat dilakukan oleh guru dengan bermacam-macam cara
sebagai berikut:
a.
Ganjaran menganggukan kepala sebagai tanda senang dan membiarkan
suatu jawaban yang diberikan oleh guru seorang peserta didik.
b.
Guru memberi kata-kata yang
menggembirakan (pujian).
c.
Guru memberi benda-benda yang menyenangkan dan berguna bagi peserta
didik dalam belajar.
Pada dasarnya, hukuman adalah tindakan yang dilakukan secara sadar
dan sengaja oleh guru kepada peserta didik yang melanggar dengan harapan agar
anak tersebut menyadari kesalahannya dan berjanji tak akan mengulanginya. Ada
syarat-syarat tertentu yang harus dipatuhi dalam memberikan hukuman, yaitu :
a.
Hukuman harus tetap dalam jalinan cinta kasih sayang
b.
Hukuman berdasarkan pada alasan “keharusan”
c.
Hukuman harus menimbulkan kesan pada anak didik.
d.
Hukuman harus menimbulkan keinsyafan dan penyesalan pada anak.
e.
Hukuman harus diikuti dengan pengampunan disertai harapan serta
kepercayaan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Media berasal dari
bahasa latin dan bentuk jamak dari Medium yang berarti perantara atau
pengantar. Jadi media pendidikan adalah alat perantara yang dapat membantu
proses pembelajaran yang berfungsi memperjelas makna pesan yang disampaikan
sehingga tujuan proses pembelajaran dapat tercapai dengan sempurna.
Dalam kegitan pembelajaran yang dilakukan oleh guru, media memiliki
fungsi sebagai berikut :
a.
Sebagai alat membantu.
b.
Sebagai sumber belajar,
c.
Menaraik perhatian peserta didik.
d.
Mempercepat proses pembelajaran.
e.
Mempertinggi mutu pembelajaran.
Alat pendidikan adalah
segala sesuatu yang digunakan untuk mencapai tujuan dalam pendidikan. Dengan
memahami Al-Qur’an sebagai kitab yang dibaca, berisikan simpul-simpul dan ketentuan
pokok yang mengatur tata kehidupan manusia Al-Qur’an sebagai sumber ilmu
pengetahuan telah melahirkan berbagai disiplin ilmu, yang dilengkapi produk
pikir karya ilmiah para ahli. Para ahli telah mengklasifikasikan alat/media
pendidikan kepada dua bagian yaitu alat pendidikan yang bersifat benda
(materiil) dan pendidikan yang bukan benda (non materiil).
B.
Saran
Dalam Penulisan dan pembutan makalah ini masih banyak kekurangan
dan masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu kami (penulis) butuh saran dan
kritik yang konstruktif agar penulis dapat lebih baik dalam penyusunan makalah
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Wiyani, Novan
Ardy, Barnawi, Ilmu Pendidikn Islam, Jogjakarta: Ar-ruzz Media. 2012
Mohammad Kosim, Pengantar Ilmu Pendidikan, Surabaya: Pena Salsabila,
2013
Belum ada tanggapan untuk "Media pendidikan makalah lengkap"
Posting Komentar