Segala bentuk konten dalam situs tokomakalah.com ini BERHAKCIPTA atau dilindungi oleh Undang-undang. jika anda ingin mendapatkan salah satu konten didalam situs ini, silahkan menghubungi kami. Informasi Selengkapnya, Klik download!
BAB I
PENDAHULUAN
A. latar
belakang
Tata kehidupan manusia secara mendasar dan menyeluruh di
jadikan dasar untuk memahami tata kehidupan pendidikan. Secara sederhana, dapat
ditemukan realitas kehidupan bahwa manusia dilahirkan dalam lingkungan
masyarakat. Keluarga sebagai kelompok kecil di dalam masyarakat sangat juga
dipengaruhi oleh tingkah laku dari masyarakat itu sendiri, hubungan timbak
balik antara keluarga dan masyarakat sebagai sarana terjadi proses pendidikan.
Sekolah sebagai tempat yang mampu mewadahi peserta didik akan
berusaha menampung dengan sebaik-baiknya agar mereka menjadi output yang sesusi
dengan harapan masyarakat. Antara sekolah dan masyarakat sama-sama mempunyai hubungan
serta mempunyai fungsi yang saling mempengaruhi antara yang satu dengan yang
lain, keduanya seperti dua sisi dari sebuah koin yang tidak dapat dipisahkan. Dari
masyarakat akan membentuk, melahirkan sekolah dan dari sekolah pulalah
masyarakat yang berkualitas akan terlahirkan sehingga harapan untuk menebar
nilai-nilai posistif akan terwujudkan.
B. rumusan
masalah
1.
Bagaimana hubungan antara masyarakat dan
sekolah?
2.
Seperti apa Fungsi sekolah terhadap masyarakat?
C. tujuan
masalah
1.
Menjelaskan hubungan antara masyarakat dan
sekolah
2.
Menjelaskan Fungsi sekolah terhadap masyarakat
BAB II
PEMBAHASAN
A. hubungan antara masyarakat dan sekolah
Masyarakat
dan sekolah merupakan dua unsur penting dalam kehidupan yang tak dapat
dipisahkan. Kedunya memiliki hubungan yang salit erat tidak bisa dipisahkan, darikeduanya
pulalah saling mempengaruhi antara yang satu dengan yang lain bagaikan dua sisi
dari sebuah koin. Maka dalam hal ini Educational sosiology dipandang sebagai
suatu ilmu yang menganalisis peranan umum pendidikan( sekolah) terhadap
masyarakat dan komoniti, menganalisis hubungan antara persekolahan dengan
aspek-aspek lain dalam kehidupan komuniti.
Untuk mempermudah memahami
hubungan antara masyarakat dan sekolah maka akan lebih baik menyinggung tripusat
pendidikan. Istilah Tripusat pendidikan
berasal dari istilah yang dipakai oleh Ki Hajar Dewantoro,
dalam memberdayaan semua unsur masyarakat untuk membangun pendidikan. Yang
dimaksud dengan Tripusat pendidikan adalah setiap pribadi manusia akan selalu
berada dan mengalami perkembangan dalam tiga lembaga pendidikan, yaitu:
keluarga, sekolah, masyarakat. Ketiga lembaga ini secara bartahap dan terpadu
mengemban tanggung jawab pendidikan bagi generasi mudanya. Kemudian Tripusat
pendidikan ini dijadikan prinsip pendidikan, bahwa pendidikan berlangsung
seumur hidup dan dilaksanakan didalam lingkungan rumah tangga, sekolah dan
masyarakat. Orientasi kelembagaan tripusat pendidikan ini bersifat alamiyah
sesuai dengan kenyataan dalam tata kebudayaan manusia.
Perkembangan kepribadian anak dalam
tripusat pendidikan. Telah dapat dimaklumi bersama bahwa seluruh pendidikan
manusia dapat berlangsung dalam tripusat pendidikan, yaitu di rumah atau dalam
keluarga, disekolah atau lembaga pendidikan formal, dan di masyarakat atau
pendidikan non formal, yang penjelasannya sebagai berikut:
1.
Di rumah atau didalam keluarga. Anak berinteraksi
dengan orang, dengan orang tua (pengganti orang tua) dan segenap anggota
keluarga lainnya. Ia memeproleh pendidikan informal berupa pembentukan
pembiasaan-pembiasaan, seperti cara makan, tidur, bangun pagi, dan sebagainya.
Pendidikan informal dalam keluarga akan banyak membantu dalam meletakkan dasar
pembentukan kepribadian anak, misalnya religius, disiplin dan yang lainnya dan
dapat berkembang senada, seirama dengan kebiasaannya dirumah.
2.
Di sekolah anak berinteraksi dengan guru-guru
(pengajar) beserta bahan-bahan pendidikan dan pengajaran, teman-teman peserta
didik lainnya, serta pegawai-pegawai tata usaha. Ia memperoleh pendidikan
formal (terprogram dan terjabarkan dengan tetap) disekolah berupa pembentukan
nilai-nilai pengetahuan, keterampilan, dan sikap terhadap bidang study mata
pelajaran. Akibat bersosialisasi dengan pendidikan formal, terbentuklah
kepribadiannya untuk tekun dan trajin belajar disertai keinginan untuk meraih
cita-cita akademis yang stsinggi-tingginya. Serta sebaliknya.
3.
Di masyarakat, anak berinteraksi dengan seluruh
anggota mayarakat yang beraneka macam, seperti orang-orang, benda-benda dan
peristiwa-peristiwa. Ia memparoleh pendidikan non formal atau pendidikan luar
sekolah berupa berbagai pengalaman hidup. Agar masyarakat dapat melanjutkan
eksistensinya, kepada generasi muda harus diteruskan atau di wariskan
nilai-nilai, sikap, pengetahuan, keterampilan, dan bentuk-bentuk kelakuan
lainnya. Setiap masyarakat meneruskan kebudayaannya (beserta perubahannya)
kepada generasi penerusnya melalui pendidikan dan interaksi sosial.
Adapun
pendidikan non formal, kepribadian seseorang dapat tumbuh dan berkembang sesuai
dengan situasi dan kondisi yang dilandasi sikap yang selektif berdasarkan
rasio, idealisme, dan falsafah hidupnya. Pada umumnya, kepribadian seseorang
terbentuk melalui pendidikan. Maka kepribadian pada hakikatnya adalah gejala
social. Kepribadian individu bertalian erat dengan kebudayaan lingkungannya.
Misalnya, individu yang hidup dalam lingkungan orang-orang yang berpendidikan
(akademisi) cenderung suka belajar. Individu yang hidup dilingkungan yang
religious cenderung menjadi orang yang tekun beribadah. Individu yang hidup
dalam lingkungan bisnis cenderung untuk selalu berjiwa ekonomis (berdasar
perhitungan untung dan rugi). Individu yang biasa bergaul dalam kehidupan
"keras dan penuh tekanan" akan berjiwa patuh dan penurut, atau
sebaliknya menjadi pemberontak dan sekehendak hatinya yang dapat menjadi
berjiwa preman dan sebagainya. Sebaliknya, kita selalu cermat dalam memilih
lingkungan hidup, atau sebagai orang tua, guru, atau pemimpin masyarakat agar
cermat menciptakan lingkungan social yang menguntungkan perkembangan individu.
Salah seorang ahli sosiologi pertama yang
mengenal dan menjelaskan hubungan antara masyarakat dan sekolah ialah Durkheim.
Durkheim memandang pendidikan sebagai kreasi sosial. Kreasi sosial dimaksud
merupakan sarana yang di gunakan masyarakat guna kelangsungan hidupnya dengan
mensosialisasikan anak menurut citra masyarakat itu sendiri. Komponen-komponen
pendidikan yang dengannya merupakan fakta yang sangat pasti dan sama realitanya
dengan fakta sosial lainnya salaing
ada kaitannya. Komponen tersebut secara
interen ada kaitannya, sehingga system pendidikan tertentu memiliki
keutuhan dan konsistensi, dan secara ekstern saling ada hubungannya, sehingga sistem pendidikan tersebut
mencerminkan nilai moral dan intelektual suatu masyarakat.
Yang perlu diperhatikan bahwa ada Dua hal yang
seharusnya menjadi ketetapan masyarakat, menurut Bloom dalam bukunya adalah. Pertama,
mata pelajaran dan keterampilan apa yang menjadi tuntutan untuk menggalang
masyarakat itu dan pembangunan akan datang. Yang kedua, berapa banyak
murid yang dibutuhkan dan bisa ditunjang oleh ekonominya. Masyarakat yang
rendah taraf pembangunan industrinya, hanya bisa menggerahkan sejumlah kecil
orang kependidikan tinggi. Mengingat keadaan semacam itu sekolah dan sistem
pengujian dari luar banyak berupaya untuk menemukan cara-cara menyisihkan
mayoritas murid pada bermacam-macam aspek dalam sistem pendidikan dan menampung
beberapa orang yang berbakat yang berhak meraih kesempatan pendidikan yang
lebih tinggi, sebaliknya negara yang sudah maju, tentunya menemukan cara-cara
menyeimbangkan pertambahan murid dengan mengadakan pendidikan menengah dan
pendidikan tinggi. Dalam suatu ekonomi yang menuntut banyaknya dan kompleksnya
keterampilan sebagaimana yang diperlukan di Amerika serikat, investasi
pendidikan mungkin memberi hasil lebih besar dari pada investasi modal.
Sebenarnya, mungkin tidak banyak memakan biaya mendidik setiap orang pada
tingkat umur tertentu jika dibandingkan dengan banyaknya menginvestasi untuk peramalan
dan peseleksian bakat.
Meski demikian, ada juga masyarakat yang cepat
mengalami perubahan atau modernisasi sosial justru memiliki masalah-masalah
tertentu dalam menyesuaikan sistem pendidikannya dengan kebutuhan akan
kemampuan manusia (human power need) diberbagai bidang kehidupannya.
Bangsa yang sedang berkembang sering merasa kekurangan orang yang memiliki
keahlian khusus(dibidang-bidang teknik) dan mengalami kesulitan menghimpun
orang-orang yang memiliki keterampilan yang berguna setelah mereka menamatkan
pendidikannya. Sebaliknya kepincangan lembaga tersebut yang di sebabkan oleh
arus deras perubahan boleh jadi suatu saat mengakibatkan adanyaa kelebihan
orang-orang yang lebih tinggi pendidikannya. Walapun india, misalnya merasa
kekurangan tenaga ahli dibidang pertanian tehnik dan kesehatan. Namun,
demikian, negara tersebut kelebihan siswa yang mengambil bidang study
"umum" dan yang tak bisa bekerja sesuai dengan pendidikannya. Di
india persaingan gigih untuk meraih gelar dan diploma langka yang amat menjadi
tuntutan pemerintahan dan posisi kepegawaian lain, nyatanya menandakan
ketidakjujuran dalam ujian yang sudah merajarela dibeberapa perguruan tinggi.
Mereka yang gagal mudah terpengaruh oleh propaganda gerakan politik golongan
ekstrem.
B. Fungsi sekolah terhadap masyarakat
Anak yang telah menyelaikan sekolah di harapkan
sanggup melakukan pekerjaan sebagai mata pencaharian atau setidaknya mempunyai
dasar keterempilan untuk mencari nafkahnya. Hal ini bukan berarti sekolah hanya
ingin memenuhi kebutuhan pragmatis,
tetapi pandangan ini berangkat dari persoalan-pesoalan dan problematika yang
dihadapi secara asasi dalam kehidupan manusia. Manusia terdorong dan bergairah
untuk melanjutkan sekolah diantaranya karena beranggapan bahwa semakinn tinggi
pendidikannya, semakin tinggi pula harapannya untuk memperoleh pekerjaan yang
lebih baik. Menurut Philip Robinson, anak-anak kelas kelas buruh yang
melanjutkan pelajaran ke perguruan tinggi dan akhirnya memperoleh pekerjaan
bermartabat tinggi telah melestarikan mitos persamaan kesempatan sekaligus menyembunyikan
keadaan sebenarnya tentang ketimpangan-ketimpangan kesempatan.
Bukan hanya masalah pekerjaan, tetapi sekolah sangat berpengaruh dalam
kehidupan manusia. Hal ini dapat dilihat
dari fungsi-fungsi sekolah.
Terdapat banyak para ahli yang berpendapat tentang
fungsi sekolah itu sendiri. Namun dari sekian banyak pendapat tersebut dapat ditarik
kesimpulan umum tentang funsi sekolah terhadap masyarakat, adalah sebagai
berikut:
1.
Fungsi
transmisi dan transformasi kebudayaan
Fungsi transofmasi kebudayaan pendidikan
sekolah ada dua yaitu: pertama, tranmisi pengetahuan dan keterampilan, seperti
pengetahuan tentang bahasa, sistem matematika, pengetahuan alam dan sosial, dan
penemuan teknologi. Dalam dunia industri, tranmisi pengetahuan sangat penting,
sehingga dibutuhkan waktu yang lama, guru-guru yang profesional, dan lembaga
khusus. Sebagian besar nilai dan sikap dipelajari secara informal melalui
situasi formal dikelas dam disekolah, contoh pribadi
guru,cerita-cerita,buku-buku bacaan dan lainnya yang mencerminkan sikap dan
norma-norma masyarakat yang dipelajari anak didik.
2.
Fungsi
peranan manusia sosial
Sekolah diharapkan manusia sosial dapat begaul
dengan sesama manusia, meskipun berbeda agama suku bangsa, pendirian, ekonomi,
dan sebagainya. Sehingga mereka dapat menyesuaikan diri dengan situasi sosial
yang berbeda-beda. Masyarakat kita telah mengenal deferensiasi dan spesialisasi
suatu pekerjaan. Berkebangnya deferensiasi dan spesialisasi ini banyak
menimbulkan berbagai masalah. Pertama, masyarakat harus mempunyai
fasilitas untuk mengajarkan bermacam-macam spesialisasi-spesialisasi itu. Kedua,
masyarakat harus mengusahakan agar orang-orang yang mempunyai spesialisasi itu
seimbang dengan kebutuhan. ketiga, masyarakat harus menciptakan mekanisme
yang mampu menyelesaikan antara bakat dan kemammpuan individu dengan tuntutan
spesialisasi.
3.
Fungsi
membentuk kepribadian sebgai dasar keterampilan
Sekolah tidak saja mengajarkan tentang pengetahuan
dan keterampilan yang bertujuan mempengaruhi perkembangan intelektual anak,
melainkan juga memperhatikan perkembangan jasmaniyah melalui program olahraga,
senam dan kesehatan. Disamping itu sekolah juga memperhatikan perkembangan
watak anak melalui latihan kebiasaan dan tata tertib pendidikan agama dan
pendidikan budi pekerti. Dengan demikian, pendidikan sekolah berfungsi
mengembangakan kepribadian anak secara keseluruhan. Oleh karana itu, dalam
pendidikan modern, pendidikan anak tidak hanya menjadi tanggung jawab guru
saja, melainkan juga seluruh unsur-unsur sekolah, seperti konselor, perawat,
dan dokter sekolah, pekerja sosial, pegawai satpam, orang tua dan masyarakat.
4.
Sekolah
menyiapakan anak untuk suatu pekerjaan
Anak telah lulus sekolah
diharapakansanggup melaksanakan pekerjaan sebagai sumber mata pencaharia,
semakin tingggi tingkat pendidikan anak, maka akan semkain besar harapan untuk memperoleh
pekerjaan yang lebih baik. Ijazah nasih tetap dijadikan syarat penting untuk
suatu jabatan, walaupun ijazah itu sendiri belum menjamin kesiapan seseorang
untuk melakukan pekerjaan tertentu. Akan tetapi dengan ijazah yang tinggi
seseorang dapat memahami dan menguasai pekerjaan dan tugas yang menjadi
tanggung jawabnya.
5.
Interagsi
sosial
Dalam masyarakat yang bersifat pluralistik
multikultural, serta hiterogen membutuhkan upaya oleh semua pihak untuk
menjamin interagsi sosial. Keutuhan sosial sangat penting untuk menciptakan
keseimbangan hidup masyarakat. Indonesia merupakan negara yang mempunyai
multikultural, aneka suku, agama dan adat istiadat,bermacam bahasa, kelas
sosial,poltik, ekonomi. Untuk menjaga keutuhan sosial adaalah tugas sekolah dan karena sekolah
sangat urgen sekali dalam memberikan nilai positif kepada peserta didik sebagai
bagian dari masyarakat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masyarakat dan sekolah merupakan dua unsur
penting dalam kehidupan yang tak dapat dipisahkan. Kedunya memiliki hubungan
yang salit erat tidak bisa dipisahkan, darikeduanya pulalah saling mempengaruhi
antara yang satu dengan yang lain bagaikan dua sisi dari sebuah koin
Terdapat banyak para ahli yang berpendapat
tentang fungsi sekolah itu sendiri. Namun dari sekian banyak pendapat tersebut
dapat ditarik kesimpulan umum tentang funsi sekolah terhadap masyarakat, adalah
sebagai berikut: Fungsi transmisi dan transformasi kebudayaan, Fungsi peranan
manusia sosial, Fungsi membentuk kepribadian sebagai dasar keterampilan,
Sekolah menyiapakan anak untuk suatu pekerjaan, Interagsi sosial.
DARTAR PUSTAKA
Belum ada tanggapan untuk "Fungsi dan hubungan sekolah dengan masyarakat makalah lengkap"
Posting Komentar