Segala bentuk konten dalam situs tokomakalah.com ini BERHAKCIPTA atau dilindungi oleh Undang-undang. jika anda ingin mendapatkan salah satu konten didalam situs ini, silahkan menghubungi kami. Informasi Selengkapnya, Klik download!
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pendidikan
merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa
suatu negara. Dalam penyelenggaraannya, pendidikan di sekolah yang
melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik, diwujudkan
adanya interaksi belajar mengajar. Dalam kontek ini, guru dituntut untuk membentuk suatu perencanaan
kegiatan pembelajaran sistematis yang berpedoman pada kurikulum yang saat itu
digunakan.
Pada pelaksanaannya
dilapangan, proses pembelajaran yang ada masih banyak menerapakan metode
konvensional dengan menggunakan ceramah dalam menyampaikan materi. Sehingga dengan metode ini siswa
hanya akan mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru, dapat dikatakan
siswa menjadi individu yang pasif. Sementara itu, kurikulum yang ada saat ini (KTSP)
menuntut siswa yang berperan aktif dalam membangun konsep dalam diri. jadi menurut KTSP kegiatan belajar
berpusat pada siswa, guru
sebagai motivator dan fasilitator didalamnya agar suasana kelas menjadi hidup.
Oleh karena
itu guru perlu mengetahui serta memahami suatu model pembelajaran lain yang
sesuai dan digunakan pada kurikulum yang ada saat ini. Salah satu model
tersebut adalah model pembelajaran Cooperative Learning, Pembelajaran dengan menggunakan Cooperative Learning ini berpusat pada
siswa, dimana pengetahuan diperoleh melalui belajar bersama-sama dalam
kelompok, setiap anggota kelompok berusaha menemukan dan membangun
pengetahuannya sendiri dengan belajar sesama anggota kelompoknya yang akan dibahas lebih Lanjut dalam makalah ini.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa Definisi Pembelajaran Cooperative Learning?
2.
Bagaimana Prinsip Pembelajaran Cooperative Learning?
3.
Apa Saja Langkah-langkah dalam Pembelajaran Cooperative
Learning?
4.
Apa Saja Model Pembelajaran Cooperative Learning
5.
Apa Saja Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran
Cooperative Learning?
C.
Tujuan Masalah
1.
Untuk Mengetahui Definisi Pembelajaran Cooperative
Learning.
2.
Untuk Mengetahui Prinsip Pembelajaran Cooperative
Learning.
3.
Untuk Mengetahui Langkah-langkah dalam Pembelajaran Cooperative
Learning.
4.
Untuk Mengetahui Model Pembelajaran Cooperative
Learning.
5.
Untuk Mengetahui Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran
Cooperative Learning.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi Pembelajaran Cooperative
Learning
Cooperative learning berasal dari
kata cooperative yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama
dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim.
Pembelajaran cooperative adalah model
pembelajaran yang mengutamakan kerja sama untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran
cooperative merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja
dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif, yang anggotanya terdiri dari
4 sampai dengan 6 orang, dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.
Pada hakikatnya, pembelajaran cooperative sama dengan
kerja kelompok. Oleh karena itu, banyak guru yang menyatakan tidak ada sesuatu yang aneh dalam coopertive
learning, karena mereka telah biasa melakukan pembelajaran cooperative
learning dalam bentuk belajar kelompok, walaupun tidak semua belajar
kelompok disebut sebagai cooperative learning. seperti dijelaskan oleh Abdulhaq
(2001:19-20) “Pembelajaran cooperative dilaksanakan melalui sharing
proses antara peserta didik, sehingga dapat mewujudkan pemahaman bersama antara
peserta didik itu sendiri.
Model pembelajaran Cooperative dikembangkan berdasarkan
teori belajar Cooperative Kontruktivis. Hal ini terlihat pada salah satu Teori
Vigotsky yaitu penekanan pada hakikat Sosio Kultural dari pembelajaran Vigotsky
yakni fase mental yang lebih tinggi pada umumnya muncul pada percakapan
atau kerjasama antara individu sebelum fungsi mental yang lebih tinggi terserap
dalam individu tersebut. Implikasi dari teori Vigotsky dikehendakinya
susunan kelas berbentuk Cooperative.
Dalam pembelajaran Cooperative Siswa usahakan pandai
mengajar siswa yang kurang pandai tanpa merasa dirugikan. Siswa kurang pandai
dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan karena banyak teman yang membantu
dan memotivasinya. Siswa yang sebelumnya terbiasa bersikap pasif setelah
menggunakan pembelajaran Cooperative Akan terpaksa berpartisipasi secara aktif
agar bisa diterima oleh anggota kelompoknya.(Priyanto,2007).
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran Cooperative Learning adalah Sistem pembelajaran yang berusaha memanfaatkan teman sejawat (siswa
lain) sebagai sumber belajar, disamping guru dan sumber belajar lainnya.
B.
Prinsip Pembelajaran Cooperative Learning
Terdapat
empat prinsip dasar pembelajaran cooperative learning sebagai berikut:
1. Prinsip
Ketergantungan Positif (Positive Interdependence)
Dalam pembelajaran kelompok,
keberhasilan suatu penyelasaian tugas sangat tergantung kepada usaha yang
dilakukan setiap anggota kelompoknya. Oleh sebab itu, perlu disadari oleh setiap anggota kelompok
keberhasilan penyelesaian tugas kelompok akan ditentukan oleh kinerja
masing-masing anggota. Dengan demikian, semua anggota dalam kelompok akan
merasa saling ketergantungan.
Untuk terciptanya kelompok kerja yang
efektif, setiap anggota kelompok masing-masing perlu membagi tugas sesuai
dengan tujuan kelompoknya. Inilah hakikat ketergantungan positif, artinya tugas
kelompok tidak mungkin bisa diselesaikan mana kala ada anggota yang tidak bisa
menyelesaikan tugasnya, dan semua ini memerlukan kerja sama yang baik dari
masing-masing anggota kelompok.
2. Tanggung Jawab
Perseorangan (Individual Accountability)
Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip yang pertama, Oleh karena keberhasilan
kelompok tergantung pada setiap anggotanya, maka setiap kelompok harus memiliki
tanggung jawab sesuai dengan tugasnya. Setiap
anggota harus memberikan yang terbaik untuk keberhasilan kelompoknya.
3. Interaksi Tatap Muka (Face to Face Promotion
Interaction)
Pembelajaran cooperative memberi ruang dan kesempatan yang
luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka saling memberikan
informasi dan saling membelajarkan. Interaksi tatap muka akan memberikan pengalaman yang berharga
kepada setiap anggota kelompok untuk bekerja sama, menghargai setiap perbedaan,
memanfaatkan kelebihan masing-masing anggota, dan mengisi kekurangan
masing-masing.
4. Partisipasi dan
Komunikasi (Participation Communication)
Pembelajaran cooperative melatih siswa untuk dapat mampu
berpartisipasi aktif dan berkomunikasi. Kemampuan ini sangat penting sebagai bekal mereka dalam
kehidupan di masyarakat kelak. Oleh karena itu, sebelum melakukan
cooperative guru perlu membekali siswa dengan kemampuan berkomunikasi, misalnya
kemampuan mendengarkan, kemampuan berbicara, dan sebagainya. Dalam keterampilan berkomunikasi
memang memerlukan waktu. siswa
tidak mungkin dapat menguasainya dalam waktu sekejap. Oleh karena itu, guru
perlu terus melatih dan melatih sampai pada akhirnya setiap siswa memliliki
kemampuan untuk menjadi komunikator yang baik.
C.
Langkah-Langkah Pembelajaran Cooperative Learning
Dalam pembelajaran yang menggunakan cooperative
learning, terdapat enam langkah utama. Pembelajaran dimulai dengan guru menyampaikan tujuan
pembelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar. Hal ini penting dilakukan karena peserta didik harus
memahami dengan jelas dan aturan dalam pembelajaran. Langkah ini digunakan untuk
menyampaikan informasi dan bahan bacaan. Selanjutnya siswa dikelompokkan dalam tim-tim belajar.
Tahapan ini diikuti bimbingan pada saat siswa bekerja sama untuk menyelesaikan
tugas bersama. Langkah terakhir
pembelajaran cooperative adalah meliputi presentasi hasil kerja kelompok, atau
evaluasi tentang apa yang telah mereka pelajari, dan memberikan penghargaan
terhadap usaha-usaha kelompok maupun individu. Untuk lebih jelas berkaitan
dengan langkah-langkah dalam pembelajaran cooperative adalah sebagaimana dalam
tabel berikut:
Fase
|
Tingkah laku guru
|
Fase-1
Menyampaikan tujuan dan memotivasi
siswa
|
Guru menyampaikan semua tujuan
pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa
belajar.
|
Fase-2
Menyajikan informasi
|
Guru menyajikan informasi kepada
siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.
|
Fase-3
Mengorganisasikan siswa kedalam
kelompok cooperative
|
Guru menjelaskan kepada siswa
bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok
agar melakukan transisi secara efesien.
|
Fase-4
Membimbing kelompok bekerja dan
belajar
|
Guru membimbing kelompok-kelompok
belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.
|
Fase-5
Evaluasi
|
Guru mengevaluasi hasil belajar
tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil kerjanya.
|
Fase-6
Memberikan penghargaan
|
Guru mencari cara untuk menghargai
baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.
|
D.
Model Pembelajaran Cooperative
Learning
Model pembelajaran perlu dipahami
guru agar dapat melaksanakan pembelajaran secara efektif dalam meningkatkan
hasil pembelajaran. Dalam
penerapannya, model pembelajaran harus dilakukan sesuai dengan kebutuhan siswa
karena masing-masing model pembelajaran memiliki tujuan, prinsip, dan tekanan
utama yang berbeda-beda.
Untuk memilih model yang tepat, maka
perlu diperhatikan relevansinya dengan pencapaian tujuan pengajaran. Dalam cooperative learning terdapat
beberapa variasi model yang dapat diterapkan yaitu sebagai berikut:
1. Student Team
Achievement Devision (STAD)
Tipe ini dikembangkan Slavin, dan merupakan saah satu tipe
cooperative yang menekankan pada adanya aktifitas dan interakasi diantara siswa
untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran
guna mencapai prestasi yang maksimal. Pada proses pembelajarannya, belajar cooperative tipe STAD
melalui lima langkah tahapan yang meliputi: tahap penyajian materi, tahap
kegiatan kelompok, tahap tes individual, tahap penghitungan skor perkembangan
individu, dan tahap pemberian penghargaan kelompok.
2. Jigsaw
Pembelajaran cooperative jigsaw merupakan salah satu tipe
pembelajaran cooperative yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam
menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal.
Untuk mengoptimalkan manfaat belajar kelompok, keanggotaan kelompok
seyogyanya heterogen, baik segi kemampuannya maupun krakteristik lainnya. Jumlah siswa yang bekerja sama dalam
masing-masing harus dibatasi, agar kelompok yang terbentuk dapat bekerja sama
secara efektif.
3. Group
Investigation
Investigasi kelompok mungkin merupakan model pembelajaran
cooperatif yang paling komplek dan paling sulit untuk diterapakan. Dalam investigasi kelompok siswa
terlibat dalam perencanaan baik topik yang dipelajari maupun bagaimana jalannya
penyelidikan mereka. Dalam penerapan investigasi kelompok ini siswa dibagi
kedalam kelompok yang beranggotakan 4-5 orang. Kelompok yang dibentuk berdasarkan perkawanan atau
berdasarkan pada keterkaitan akan materi. Pada model ini siswa memilih sub
topik yang ingin mereka pelajari dan topik biasanya telah ditentukan oleh guru,
selanjutnya siswa dan guru merencanakan tujuan, kemudian belajar berdasarkan
sub topik yang dipilih, kemudian siswa mulai belajar dengan berbagai sumber belajar, setelah proses
pelaksanaan belajar selesai mereka menganalisis, menyimpulkan dan membuat
kesimpulan untuk mempresentasikan hasil belajar mereka.
4. Rotating Trio
Exchange
Pada model ini, kelas dibagi kedalam beberaapa kelompok yang
terdiri dari 3 orang,
kelas ditata sehingga setiap kelompok dapat melihat kelompok lainnya dikiri dan
dikanannya, berikan kepada setiap trio tersebut pertanyaan yang sama untuk
didiskusikan. Setelah selesai berilah nomor untuk setiap kelompok trio
tersebut. Contohnya nomor 0,
1, dan 2 kemudian perintahkan nomor 1 berpindah searah jarum jam dan nomor 2
sebaliknya, berlawanan jarum jam. Sedangkan nomor 0 tetap ditempat. Hal ini akan mengakibatkan timbulnya
trio baru. Berikan kepada setiap trio baru tersebut pertanyaan-pertanyaan baru
untuk didiskusikan, tambahkanlah sedikit tingkat kesulitan. Rotasikan kembali siswa sesuai setiap
pertanyaan yang telah di siapkan.
5. Group Resume
Model ini akan menjadikan interaksi antar siswa lebih baik,
kelas dibagi kedalam kelopok-kelompok, setiap kelompok terdiri 3-6 orang siswa.
Berikan penekanan bahwa mereka adalah kelompok yang bagus, baik bakat maupun
kemampuannya dikelas. Biarkan
kelompok tersebut membuat kesimpulan yang didalamnya terdapat data latar
belakang pendidikan, pengetahuan akan isi kelas, pengalaman kerja, kedudukan
yang dipegang sekarang, keterampilan, hobby, bakat, dan lain-lain. Kemudian setiap
kelompok diminta untuk mempresentasikan kesimpulan kelompok mereka.
E.
Keunggulan Dan Kelemahan Pembelajaran
Cooperative Learning
1. Keunggulan Pembelajaran
Cooperative Learning
·
Melelui cooperative learning materi yang dipelajari
peserta didik tidak lagi tergantung sepenuhnya pada guru, tetapi dapat menambah
kepercayaan kemmpuan berpikir sendiri (mandiri), menggali informasi dari berbagai sumber (rasa
ingin tahu), dan belajar dari peserta didik yang lain.
·
Melalui cooperative learning, ide atau gagasan peserta didik dapat
dikembangkan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide orang lain.
·
Melalui cooperative learning dapat membantu peserta
didik untuk respek pada orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya,
serta menerima segala perbedaan (toleransi) baik dalam satu kelompok maupun
kelompok lain.
· Melalui cooperative
learning dapat membantu setiap peserta didik untuk lebih bertanggung jawab
dalam belajar mandiri maupun kelompok.
· Melalui cooperative
learning suatu strategi yang cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik
sekaligus kemampuan sosial, termasuk mengembangkan rasa harga diri, hubungan
interpersonal yang positif dengan peserta didik yang lain, mengembangkan
keterampilan me-manage waktu, dan sikap positif terhadap sekolah.
· Melalui cooperative
learning dapat mengembangkan
kemampuan peserta didik untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri dengan cara
menerima umpan balik. Peserta didik dapat mempraktikkan pemecahan masalah tanpa
takut membuat kesalahan, karena keputusan yang dibuat adalah tanggung jawab
bersama.
· Melalui cooperative
learning dapat mengkondisikan interaksi guru-murid maupun sesama murid selama
proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan motivasi dan memberikan
rangsangan untuk berpikir lebih keras. Hal ini berguna untuk proses pendidikan
jangka panjang.
2. Kelemahan Pembelajaran Cooperative Learning
·
Dalam praktiknya, cooperative learning terdapat
kelemahan khususnya ketika proses belajar bersama antara peserta didik yang
cerdas dengan peserta
didik yang kurang cerdas, ada kesan bahwa peserta didik yang dianggap kurang
cerdas hanya dapat menghambat penyelesaian tugas. Padahal filosofi cooperative
learning adalah prestasi bersama, bukan
sekadar menyelesaikan tugas individual semata. Oleh karena itu, perlu
ditumbuhkan kesadaran filosofi mengenai cooperative learning ini sebelum
digunakan.
·
Mengingat syarat utama cooperative learning adalah
adanya saling membelajarkan, maka hal ini secara tidak langsung menuntut peer teaching yang efektif. Jika tuntutan ini tidak
terpenuhi maka target pencapaian pembelajaran akan menjadi sulit dicapai.
·
Keberhasilan cooperative learning dalam upaya
mengembangkan kesadaran kelompok memerlukan periode waktu yang cukup panjang,
sehingga jika cooperative learning hanya diterapkan satu atau dua tatap muka,
tidak akan membekali peserta didik untuk berinteraksi secara intensif dalam
belajar kelompok.
·
Karena cooperative learning bertumpu pada belajar
kelompok, maka terdapat kemungkinan belajar mandiri menjadi lemah. Oleh karena
itu, selain peserta didik belajar bersama, hal yang ideal dalam cooperative
learning adalah harus belajar bagaimana membangun kepercayaan diri untuk
bealajar mandiri pula.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran
Cooperative adalah model pembelajaran yang mengutamakan kerja sama untuk
mencapai tujuan pembelajaran. pembelajaran cooperative merupakan bentuk
pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok
kecil secara kolaboratif, yang anggotanya terdiri dari 4 sampai dengan 6 orang,
dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.
Langkah-langkah dalam pembelajaran cooperative
learning yang harus dilakukan pertama kali adalah Guru menyampaikan semua
tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi
siswa belajar. Langkah kedua Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan
jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan. Langkah ketiga Guru menjelaskan
kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap
kelompok agar melakukan transisi secara efesien. Langkah ke empat Guru
membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.
Langkah ke limaGuru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari
atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. Selanjutnya
langkah terakhir Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah
dipelajari.
B. Saran
Saran
kami, pada pembaca dapat
mengambil hikmah dan manfaat dari makalah ini sehingga strategi pembelajaran Cooperative Learning Ini mampu
diterapkan didalam kelas dengan baik.
Dan dapat mengarahkan pembelajaran dengan baik dan menyenangkan.Dan kami
juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun pada pembaca, semoga dengan
kritik dan saran yang di berikan, bisa kami jadikan pelajaran untuk memperbaiki makalah kami kedepannya.
DAFTAR
PUSTAKA
Belum ada tanggapan untuk "Cooperative Learning Makalah Lengkap"
Posting Komentar