Segala bentuk konten dalam situs tokomakalah.com ini BERHAKCIPTA atau dilindungi oleh Undang-undang. jika anda ingin mendapatkan salah satu konten didalam situs ini, silahkan menghubungi kami. Informasi Selengkapnya, Klik download!
KENAKALAN SISWA
(Perilaku
Siswa Bolos Sekolah Pada Saat Jam Pelajaran)
A. Identifikasi Masalah
Perilaku menyimpang dari aturan-aturan yang sudah
ditetapkan di sekolah merupakan suatu bentuk pelanggaran yang
dilakukan oleh siswa-siswi dari lembaga pendidikan
tertentu. Perilaku
menyimpang ini biasa disebut dengan kenakalan siswa, sebenarnya kalau kita
telaah kembali kenakalan siswa itu banyak macamnya salah satunya ialah membolos
ke sekolah. Perilaku membolos sekolah merupakan perilaku
siswa yang pergi ke sekolah dengan berseragam, tetapi mereka tidak sampai ke
sekolah. Membolos sekolah juga dapat
diartikan sebagai perilaku pelajar yang tidak masuk sekolah dengan alasan yang
tidak tepat. Biasanya perilaku membolos sekolah pada umumnya ditemukan pada
pelajar mulai dari tingkat Sekolah Menengah Pertama.
Sebenarnya perilaku bolos sekolah bukan merupakan hal
yang baru yang kita dengar akan tetapi perilaku bolos sekolah sudah ada sejak
dahulu apalagi bagi orang-orang yang sudah pernah mengenyam pendidikan. Salah satu faktor penyebab perilaku
membolos sekolah adalah terkait dengan masalah kenakalan remaja secara umum.
Perilaku tersebut tergolong perilaku yang tidak mudah dihilangkan sehingga
harus ditangani secara serius. Karena apabila disikapi
dengan enteng oleh pihak-pihak sekolah, tidak menutup kemungkinan yang masalah
kecil akan menjadi besar hingga jumlah siswa yang membolos sekolah akan terus
meningkat.
Tindakan membolos sekolah dikedepankan sebagai sebuah
jawaban atas kejenuhan yang sering dialami oleh banyak siswa terhadap sistem
pembelajaran baik itu dari metode maupun dari kurikulum sekolah, tindakan ini
memang akan menjadi fenomena yang jelas-jelas akan mencoreng nama baik sekolah
itu sendiri. Tidak hanya di kota-kota besar saja siswa yang terlihat sering
membolos, bahkan sekolah yang letaknya di daerah-daerah terpencilpun perilaku
membolos sudah menjadi kegemaran karena berbagai alasan yang dimiliki oleh
siswa diantaranya dikarenakan tidak ada kendaraan menuju sekolah.
Adanya
peraturan sekolah yang sangat ketat tanpa dibarengi dengan sistem pembelajaran
yang kurang menarik dan menyenangkan disekolah, membuat anak tidak lagi betah
di sekolah. Mereka yang tidak tahan dengan adanya aturan tersebut itulah yang
kemudian mencari pelarian dengan cara membolos sekolah, walaupun secara tidak langsung hal
seperti ini sebenarnya bukan merupakan suatu jawaban yang baik. Hal ini
dapat dibuktikan bahwa siswa yang suka membolos seringkali menjadi ikut serta
terlibat pada hal hal yang cenderung merugikan.
Seriusnya
perilaku membolos ini juga perlu mendapat perhatian penuh dari berbagai pihak.
Bukan hanya perhatian yang berasal dari pihak sekolah, melainkan juga perhatian
yang berasal dari orang tua, teman maupun pemerintah. Perilaku membolos sangat
merugikan dan bahkan bisa saja menjadi sumber masalah baru. Apabila hal ini
terus menerus dibiarkan berlalu, maka yang bertanggung jawab atas semua ini
bukan saja dari siswa itu sendiri melainkan dari pihak sekolah ataupun guru
yang menjadi orang tua di sekolah juga akan ikut menangungnya.
B. Faktor Penyebab Siswa Bolos Sekolah
1. Faktor internal faktor yang berasal dari diri
siswa diantaranya adalah sebagai berikut:
a) Kurang percayaan Diri
Kurangnya rasa percaya diri pada siswa juga
menjadi faktor utama penghalang kesuksesan, Hal ini juga sering menjadi kendala
dari setiap aktifitas yang dilakukan oleh siswa dan kadang juga dapat mematikan
kreatifitas siswa. Meskipun begitu banyak ide dan kecerdasan yang dimiliki
siswa, tetapi jika tidak berani atau merasa tidak mampu untuk melakukannya sama
saja percuma. Perasaan tidak percaya diri tidak mampu dan takut akan selalu
gagal membuat siswa tidak percaya diri dengan segala yang dilakukannya. Ia
tidak ingin malu, merasa tidak berharga, serta dicemooh sebagai akibat dari
kegagalan tersebut.
Perasaan rendah diri tidak selalu muncul pada
setiap mata pelajaran. Terkadang ia merasa tidak mampu dengan mata pelajaran
matematika, tetapi ia mampu pada mata pelajaran biologi. Pada mata pelajaran
yang ia tidak suka, ia cenderung berusaha untuk menghindarinya, sehingga ia
akan memilih-milih jika akan masuk sekolah. Sementara itu siswa tidak menyadari
bahwa dengan tidak masuk sekolah justru membuat dirinya ketinggalan materi
pelajaran. Melarikan diri dari masalah malah akan menambah masalah tersebut.
b) Perasaan yang Termarginalkan
Perasaan tersisihkan tentu tidak diinginkan
semua orang. Tetapi kadang rasa itu muncul tanpa kita inginkan. Seringkali anak
dibuat merasa bahwa ia tidak diinginkan atau diterima di kelasnya.
Perasaan ini bisa berasal dari teman sekelas
atau mungkin gurunya sendiri dengan sindiran atau ucapan. Siswa yang ditolak
oleh teman-teman sekelasnya, akan merasa lebih aman berada di rumah. Ada siswa
yang tidak masuk sekolah karena takut oleh ancaman temannya, ada juga
yang diacuhkan oleh teman-temannya, ia tidak diajak bermain, atau mengobrol
bersama.
c) Faktor Personal
Faktor personal misalnya terkait dengan
menurunnya motivasi atau hilangnya minat akademik siswa, kondisi ketinggalan
pelajaran, atau karena kenakalan remaja seperti mengkonsumsi alkohol dan minuman keras.
2. Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar siswa
diantaranya adalah sebagai
berikut:
a) Faktor Keluarga
Orang tua yang tidak memperbolehkan anaknya (siswa) untuk
masuk sekolah. Untuk suatu alasan tertentu mungkin hal ini
dianggap paling efisien untuk mengatasi krisis atau permasalahan dalam
keluarganya. Misalkan kakaknya sakit, sementara kedua orang tuanya harus pergi
bekerja mencari nafkah. Untuk menemani kakaknya tersebut maka adiknya terpaksa
tidak masuk sekolah. Untuk alasan tersebut bolehlah sang adik tidak masuk
sekolah. Lebih lagi ketika anak tersebut tidak menggunakan surat
izin tidak masuk sekolah. Sehingga dampaknya bagi anak tersebut ialah ia harus
kehilangan waktu belajarnya.
Selain
itu sikap orang tua yang tidak peduli terhadap pendidikan anaknya akan memberi
pengaruh yang besar pada anak. Kadang anak tidak dikontrol oleh orang tua
apakah anak tersebut berangkat sekolah atau tidak bahkan hasil belajarnya pun
dari sekolah orang tua tidak pernah melihatnya meskipun anaknya memperoleh
nilai rendah orang tua tidak menghiraukannya,
b) Faktor yang Berasal dari Sekolah
Tanpa
disadari, pihak sekolah bisa jadi penyebab
perilaku membolos pada siswa, karena
sekolah kurang memiliki kepedulian terhadap apa yang terjadi pada siswa.
Awalnya barangkali siswa membolos karena faktor personal atau permasalahan
dalam keluarganya. Kemudian masalah muncul karena sekolah tidak memberikan
tindakan yang konsisten, kadang menghukum kadang menghiraukannya. Ketidakkonsistenan
ini akan berakibat pada kebingungan siswa dalam berperilaku sehingga tak jarang
mereka mencoba membolos lagi.
C.
Solusi Terhadap Permasalahan
Siswa Bolos Sekolah
Setelah diketahui faktor penyebab dari masalah tersebut
yaitu perilaku siswa membolos sekolah ketika jam efektif, maka saya akan memberikan
solusi dari permasalahan ini dengan cara melakukan beberapa pendekatan dan
beberapa layanan dalam bimbingan dan konseling diantara sebagai berikut:
Bentuk pendekatan bimbingan dan konseling untuk mengatasi
masalah tersebut diantaranya:
1. Pendekatan krisis
Pendekatan
krisis adalah usaha bimbingan dan konseling yang diarahkan kepada individu yang
mengalami Krisis. Tujuan bimbingan dan konseling dalam pendekatan ini ialah
untuk mengatasi krisis atau berbagai persoalan yang dialami individu. Pendekatan Krisis ini dapat dilakukan dengan
bentuk Penyembuhan dengan melakukan pemeriksaan fisik dan mental dan melakukan
pengurangan terhadap ketergantungannya.
2.
Pendekatan
preventif
Pendekatan preventif adalah usaha bimbingan dan konseling
yang diarahkan untuk mengantisipasi berbagai persoalan umum dan mencoba
mencegah supaya tidak sampai terjadi kepada individu, guru bimbingan berupaya
memberi pengetahuan dan keterampilan untuk menghindari masalah tersebut, pendekatan
ini tidak didasari oleh teori tertentu, sehingga dapat dikatakan bahwa
pendekatan ini mempunyai banyak tehnik terapi tetapi sedikit konsep.
Sedangkan bentuk layanan bimbingan dan konseling untuk mengatasi masalah tersebut bisa dilakukan dari beberapa layanan
diantaranya:
1. Layanan orientasi
Layanan orientasi adalah layanan bimbingan yang dilakukan
untuk memperkenalkan siswa terhadap lingkungan yang baru dimasukinya, pemberian
layanan ini bertolak dari anggapan bahwa memasuki lingkungan baru bukanlah hal
yang selalu dapat berlangsung dengan mudah dan menyenangkan bagi setiap orang. Dalam
layanan orientasi yang dilakukan oleh kami adalah layanan orientasi disekolah.
Layanan orientasi disekolah ini adalah siswa perlu
diperkenalkan pada segala aspek yang ada dilembaga pendidikan yaitu sekolah
baik itu berupa peraturan, kurikulum, program yang ada dilembaga tersebut,
organisasi yang ada dilembaga tersebut.
2. Layanan konseling perorangan
Layanan
konseling perorangan yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan
peserta didik mendapatkan pelayanan langsung tatap muka (secara perorangan)
dengan guru pembimbing (konselor) dalam rangka pembahasan dan pengentasan
permasalahan pribadi yang dideritanya.dalam artian disekolah bagi siswa yang melanggar atau
melakukan prilaku bolos sekolah maka konselor melakukan layanan ini dengan cara
dipanggil secara tatap muka.
3. layanan bimbingan dan konseling kelompok
Layanan bimbingan dan konseling kelompok adalah bentuk
layanan yang mengarahkan layanan kepada sekelompok siswa, dengan adanya satu
kali layananan bisa memberikan manfaat kepada banyak orang, kemanfaatan inilah
yang paling menjadi perhatian semua pihak berkenaan dengan layanan kelompok
itu.
Dengan adanya layanan kelompok ini bisa dilakukan ketika
dari sekolah mau menyampaikan dari berbagai aturan yang ada disekolah tersebut
agar siswa tidak banyak yang melakukan
pelanggaran atau perilaku bolos sekolah.
Belum ada tanggapan untuk "BK Kenakalan Siswa Artikel"
Posting Komentar