Segala bentuk konten dalam situs tokomakalah.com ini BERHAKCIPTA atau dilindungi oleh Undang-undang. jika anda ingin mendapatkan salah satu konten didalam situs ini, silahkan menghubungi kami. Informasi Selengkapnya, Klik download!
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Indonesia
adalah negara yang memiliki beraneka ragam suku, budaya, dan bahasa. Membahas
tentang bahasa, Bahasa Indonesia adalah alat komunikasi umum yang paling
penting dalam mempersatukan seluruh rakyat bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan
bahasa Melayu yang dijadikan sebagai bahasa resmi dan bahasa persatuan Republik
Indonesia. Melalui perjalanan sejarah yang panjang, bahasa Indonesia telah
mencapai perkembangan yang luar biasa, baik dari segi jumlah pemakainya,
maknanya maupun dari segi kosa kata dan segi tata bahasanya. Diera modern
ini, bahasa Indonesia telah berkembang secara luas bukan hanya di Indonesia
tetapi juga di luar Indonesia, dan menjadi salah satu kebanggaan Indonesia atas
prestasi tersebut.
B.
Rumusan
masalah
1. Bagaimana
pengertian dan sejarah bahasa indonesia?
2. Apasaja istilah dan fungsi
bahasa indonesia?
3. Apasaja ragam bahasa
indonesia?
C.
Tujuan
masalah
1. Untuk
mengetahui pengertian dan sejarah bahsa indonesia
2. Untuk
mengetahui istilah dan fungsi bahasa indonesia
3. Untuk
mengetahui ragam bahasa indonesia
D.
Manfaat
penulisan
Manfaat
penulisan makalah ini ialah untuk mengetahui, mempelajari, dan memperdalam atau
memperluas pengetahuan kita tentang pengertian dan sejarah bahasa indonesia.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.Pengertian bahasa
Wujud
bahasa sudah jelas, mudah dikenali, akan tetap, meski wujudnya sudah jelas ,
ternyata sulit di berikan dengan definisi , sebagai bukti adalah banyaknya
definisi tentang bahasa. Diantaranya adalah:
1. Bahasa
adalah alat yang sistematis untuk menyampaikan gagasan atau perasaan dengan
memakai tanda, bunyi, gestur, atau tanda yang disepakati yang mengandung makna
yang dapat dipahami.(webster’s thrid new international dictionary of the
english language,1961:1270)
2. Bahasa
adalah sistematis simbol vokal yang arbitrar yang memungkinkan semua orang
dalam satu kebudayaan tertentu atau orang lain yang mempelajari sistem
kebudayaan itu berkomunikasi atau berunteraksi (finochiaro, 1964:8)
3. Bahasa
adalah sistem lambang bunyi yang abitrar yang dipergunakan oleh anggota
kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengindetifikasi diri
(kridalaksana dalam kencono, 1982:2)
4. Bahsa
adalah sistem bunyi dan urutan bunyi vokal yang terstruktur yang digunakan,
atau dapat digunakan untuk mengungkapkan sesuatu peristiwa, dan proses yang
terjadi di sekitar manusia (Coral, 1961:10)
5. Bahasa
adalah sistem lambang bunyi oral yang abitrar yang digunakan oleh sekelompok
manusia (masyarakat) sebagai alat komunikasi atau berinteraksi (suparno,
1995:4)
6. Bahasa
adalah seperangkat kalimat yang masing-masing memiliki panjang yang terbatas
dan tersusun berdasarkan unsur atau elemen yang terbatas pula (Chomsky, 1957:2)
7. Bahasa
adalah sistem bunyi yang diperoleh manusia untuk mengomunikasikan makna (Nasr,
1978:1). Dengan batasan ini Nasr mengemukakan (a) bahasa bekerja dengan cara
teratur dan sistematis; (b) bahasa itu pada dasarnya adalah lisan, dan
simbol-simbol oral itu bermakna dihubungkan dengan situasi dan pengalaman
kehidupan; dan (c) bahasa itu memiliki fungsi sosial, dan tanpa fungsi sosial
itu masyarakat tidak mungkin ada.
Dalam definisi lain yaitu, bahasa
adalah suatu system lambing yang dibentuk berdasarkan aturan, kaidah atau
pola-pola tertentu, baik dalam bidang tata bunyi, tata bentuk kata, maupun tata
kalimat.1 Bahasa yang di hasilkan oleh alat ucap manusia disebut
bahasa lisan. Bahasa yang merupakan rekaman visual dari bahasa lisan baik
berupa rangkaian huruf, kata, ataupun kalimat, dan tanda baca disebut bahasa
tulis.
B.Pengertian bahasa indonesia
Bahasa
Indonesia
adalah bahasa melayu yang dijadikan sebagai bahasa resmi republik Indonesia. dan
bahasa persatuan bangsa Indonesia. sebagaimana yang tercantum dalam
Undang-Undang Dasar RI 1945, pasal 36”bahasa Negara adalah bahasa Indonesia”. Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya
setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya, bersamaan
dengan mulai berlakunya konstitusi. Di Timor leste ,bahasa Indonesia berstatus
sebagai bahasa kerja.
Dari sudut pandang
linguistik, bahasa Indonesia adalah salah satu dari banyak ragam
bahasa melayu. Dasar yang dipakai adalah bahasa melayu Riau (wilayah kepulauan
riau sekarang) dari abad ke-19. Dalam perkembangannya ia mengalami perubahan
akibat penggunaanya sebagai bahasa kerja di lingkungan administrasi kolonial
dan berbagai proses pembakuan sejak awal abad ke-20. Penamaan "Bahasa
Indonesia" diawali sejak dicanangkannya sumpah pemuda, 28 Oktober 1928,
untuk menghindari kesan "imperialisme bahasa" apabila nama bahasa
Melayu tetap digunakan. Proses ini menyebabkan berbedanya Bahasa Indonesia saat
ini dari varian bahasa Melayu yang digunakan di Riau maupun Semenanjung Malaya.
Hingga saat ini, Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup, yang terus
menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan maupun penyerapan dari
bahasa daerah dan bahasa asing.
Pemerintah kolonial Hindia Belanda menyadari
bahwa bahasa Melayu dapat dipakai untuk membantu administrasi bagi kalangan
pegawai pribumi karena penguasaan bahasa Belanda para pegawai pribumi dinilai
lemah. Dengan menyandarkan diri pada bahasa Melayu Tinggi (karena telah
memiliki kitab-kitab rujukan) sejumlah sarjana Belanda mulai terlibat dalam
standardisasi bahasa. Promosi bahasa Melayu pun dilakukan di sekolah-sekolah
dan didukung dengan penerbitan karya sastra dalam bahasa Melayu. Akibat pilihan
ini terbentuklah "embrio" bahasa Indonesia yang secara perlahan mulai
terpisah dari bentuk semula bahasa Melayu Riau-Johor.
C.Sejarah Bahasa
Indonesia
1. Asal Usul
Bahasa Indonesia
Bahasa adalah yang paling baik
dalam menunjukkan identitas kultural suatu bangsa. Dengan kata lain bahasa
menunjukkan bangsa. Mungkin sejarah bahasa Indonesia pertama ditemukan di
sekitar pesisir pulau Sumatera bagian tenggara, dimana yang ditemukan adalah
aksara pertama bahasa Melayu atau Jawi. Temuan tersebut kemudian
mengindikasikan adanya penyebaran bahasa ini ke hampir seluruh tempat di Nusantara
dari tempatnya ditemukan. Hal ini tidak lepas dari campur tangan kerajaan
Sriwijaya yang saat itu menjadi penguasa jalur perdagangan di area Nusantara.
Nama Melayu
muncul dari nama sebuah kerajaan yang didirikan di Jambi tepatnya di Batang
Hari, bernama kerajaan Malayu. Di kerajaan ini, diketahui bahwa bahasa Melayu
masyarakat Jambi secara keseluruhan menggunakan dialek “o”, dimana akhir
kalimat yang diakhiri dengan alfabet a akan diubah menjadi o seperti misalnya
“kemano” yang merupakan dialek o dari kata “kemana”. Nantinya, dialek Melayu
ini akan terus berkembang dan menjadi semakin banyak ragamnya seiring semakin
banyaknya tempat yang menggunakan dialek ini. Dalam perkembangannya, penggunaan
kata “Melayu” sendiri akhirnya menjadi jauh lebih luas dibandingkan daerah
kerajaan Malayu yang hanya mencakup sebagian kecil dari pulau Sumatera. Hal ini
disebut dalam Kakawin Negarakertagama sebagai asal-usul mengapa pulau Sumatera
memiliki sebutan lain sebagai Bumi Melayu.
Secara sejarah bahasa Indonesia merupakan
salah satu di alektemporal dari bahasa melayu yang struktur maupun khazanahnya
sebagian besar masih sama atau mirip dengan di alek-dialek seperti bahasa
melayu klasik dan bahasa melayu kuno. Secara sosiologis, bolehlah kita katakan
bahwa bahasa indonesia baru dianggap “lahir” atau diterima keberadaannya pada
tanggal 28 oktober 1928. Secara yuridis, baru tanggal 18 agustus 1945 bahasa
indonesia secara resmi diakui keberadaannya.
Awal penciptaan bahasa indonesia sebagai
jati diri bangsa bermula dari sumpah pemuda pada tanggal 28 oktober 1928.
Disana, pada kongres nasional kedua di jakarta, dicanangkanlah penggunaan
bahasa indonesia sebagai bahasa untuk negara indonesia pascakemerdekaan.
Soekarno tidak memilih bahasanya sendiri, jawa (yang sebenarnya juga bahasa
mayoritas pada saat itu), namun beliau memilih bahasa indonesia yang beliau
dasarkan dari bahasa melayu yang dituturkan di riau.
Penggunaan bahasa melayu bukan hanya
terbatas di republik indonesia. Pada tahun 1945, penggunaan bahasa melayu
selain republik indonesia masih di jajah inggris. Malaysia, Brunai, dan
Singapura masih di jajah inggris. Pada saat itu, dengan menggunakan bahasa
melayu sebagai bahasa persatuan, di harapkan di negara-negara kawasan seperti
malaysia, brunai, dan singapura bisa ditumbuhkan semangat patriotik dan
nasionalisme negara-negara jiran di asia tenggara.
D.Istilah-istilah Bahasa Indonesia
Istilah-istilah yang biasa
di pergunakan untuk bahasa indonesia:
1. Bahasa resmi
Bahasa resmi ialah bahasa yang telah di sahkan
dengan undang-undang atau peraturan pemerintah (resmi=rasmi, kamus umum bahasa
indonesia-poewadarminta).bahasa resmi ialah bahasa yang telah di sahkan dan di
pakai dalam administrasi pemerintahan, dalam rapat-rapat, di sekolah-sekolah,
dalam pertemuan resmi dan lain-lain.
2. Bahasa negara
Negara ialah suatu daerah yang ada
penduduknya,ada pemerintahannya, ada cita-cita bersama (kemauan bersama). Jadi,
bahasa negara adalah bahasa suatu bangsa yang mempunyai pemerintahan.
3. Bahasa persatuan
Bahasa persatuan ialah bahasa yang
berfungsi mempersatukan semua suku bangsa yang ada di indonesia tanpa adanya
satu bahasa yang dapat menghubungkan suku yang satu suku yang lain.
4. Bahasa kesatuan
Bahasa kesatuan ialah bahasa yang telah
menjadi satu. Oleh karena negara kita negara kesatuan, maka dengan sendirinya
kita menginginkan bahasa indonesia juga hendaklah menjadi bahasa kesatuan.
Pengertian persatuan dan kesatuan untuk bahasa indonesia, hampir tidak ada
bedanya.
5. Bahasa nasional
Bahasa nasional yakni bahasa yang dipergunakan
sebagai wahana untuk menyatakan aspirasi kenasionalan perkataan nasional dari
kata “nation” artinya bangsa, kemudian melahirkan nasionalisme, nasionalist,
yang mengandung makna perjuangan.
E.Fungsi bahasa
Menurut Keraf (1997;1), Bahasa adalah alat
komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang di hasilkan oleh
alat ucap manusia. Bahasa memberikan kemungkinan yang jauh lebih luas dan
kompleks dari pada yang dapat diperoleh dengan mempergunakan media. Bahasa
haruslah merupakan bunyi yang di hasilkan oleh alat ucap manusia, bukan
sembarang bunyi dan bunyi itu sendiri haruslah merupakan simbol atau
perlambang.
Sedangkan menurut Felicia (2001:1) dalam
berkomunikasi sehari-hari, salah satu alat yang paling sering digunakan adalah
bahasa, baik bahasa lisan maupun tulis, sebagai pemakai bahasa, orang indonesia
tidak terampil menggunakan bahasa, suatu kelemahan yang tidak di sadari.
Komunikasi lisan atau nonstandar yang sangat menyebabkan kita tidak teliti
berbahasa. Akibatnya kita mengalami kesulitan pada saat akan menngunakan bahasa
tulis atau bahas yang lebih standar dan teratur. Bahasa memiliki fungsi-fungsi
tertentu yang digunakan berdasarkan kebutuhan seseorang, yakni sebagai alat
untuk mengespresikan diri, sebagai alat untuk berkomunikasai, sebagai alat
untuk mengadakan integrasi dan beradaptasi sosial dalam lingkungan atau situasi
tertentu, dan sebagai alat untuk melakukan kontrol sosial (Keraf,1997;3)
Menurut Sunaryo (2000;6) tanpa adanya
bahasa (termasuk bahasa indonesia) intek tidak tidak tumbuh dan berkembang.
Selain itu bahasa indonesia dalam struktur budaya, ternyata memiliki kedudukan,
fungsi peran ganda, yaitu sebagai akar dan produk budaya yang sekaligus
berfunsi sebagai sarana berfikir dan sarana pendukung pertumbihan dan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
1) Bahasa sebagai alat eksperesi diri
Pada awalnya, seorang anak menggunakan
bahasa untuk mengekspresikan kehendaknya atau perasaannya pada sasaran yang
tetap, yakni ayah-ibunya. Dalam perkembangannya, seorang anak tidak lagi akan
menggunakan bahasa hanya untuk mengekspresikan kehendaknya melainkan juga untuk
berkomunikasi dengan lingkungan di sekitarnya. Setelah kita dewasa, kita
menggunakan bahasa, baik untuk mengekspresikan diri maupun untuk berkomunikasi.
Unsur-unsur yang mendorong ekpresi diri
antara lain :
Ø Agar menarik perhatian orang lain terhadap
kita.
Ø Keinginan untuk membebaskan diri kita dari
semua tekanan emosi pada taraf permulaan, bahasa pada anak-anak sebagian
berkembang sebagai alat untuk menyatakan dirinya sendiri (Keraf,1997:4)
2) Bahasa sebagai alat komunikasi
Komunikasi merupakan akibat yang lebih
jauh dari ekspresi diri. Komunikasi tidak akan sempurna bila mengekspresi diri
kita tidak di terima atau dipahami oleh orang lain. Dengan komunikasi pula kita
mempelajari dan mawarisi semua yang pernah di capai oleh nenek moyang kita,
serta apa yang di capai oleh orang-orang yang sezaman dengan kita. Bahasa
sebagai alat ekspresi diri dan sebagai alat komunikasi sekaligus pula merupakan
alat untuk menunjukkan identiras diri, melalui bahasa, kita dapat menunjukkan
sudut pandang kita, pemahaman kita atas suatu hal, asal usul bangsa dan negara
kita, pendidikan kita bahkan sifat kita. Bahasa menjadi cermin diri kita , baik
sebagai bangsa maupun sebagai diri sendiri.
3) Bahasa sebagai alat integrasi dan adaptasi
sosial
Bahasa sebagai alat komunikasi lebih jauh
memungkinkan tiap orang untuk merasa dirinya terikat dengan kelompok sosial
yang dimasukinya, serta dapat melakukan semua kegiatan kemasyarakatan dengan
menghindari sejauh mungkin bentrokan-bentrokan untuk memperoleh efisiensi yang
setinggi tingginya. Cara berbahasa tertentu selain berfungsi sebagai alat
komunikasi, berfungsi pula sebagai alat integrasi dan adaptasi sosial. Pada
saat kita beradaptasi kepada lingkungan sosial tertentu, kita akan memilih
bahasa yang akan kita gunakan bergantung pada situasi dan kondisi yang kita
hadapi.
4) Bahasa sebagai alat kontrol sosial.
Sebagai alat kontrol sosial, bahasa sangat
efektif. Kontrol sosial ini dapat kita terapkan pada diri kita sendiri atau
kepada masyarakat. Berbagai penerangan, informasi, maupun pendidikan
disampaikan melalui bahasa, buku-buku pelajaran dan buku-buku instruksi adalah
salah satu contoh penggunaan bahasa sebagai alat kontrol sosial.
F.Ragam
bahasa
Bahasa indonesia memiliki
ragam bahasa yang tidak sedikit jumlahnya.
Karena berbagai pertimbangan, kepentingan, dan perhitungan konteks
hadirlah ragam-ragam bahasa yang wujudnya bermacam-macamitu. Perkembangan
pemakaian bahasa indonesia dalam pemakaian kontemporer seperti yang terjadi
sekarang ini, semakin memperjelas bahwa bahasa indonesia ternyata bermanifestasi pula dalam rupa-rupa
bentuk kebahasaan, contohnya seperti dunia periklanan yang dengan inovasi dan
kreatifitasnya seakan-akan selalau berhasil melahirkan bentuk-bentuk kebahasaan
baru. Demikian pula kaum muda yang dengan kekuatan kreatifitasnya selalu saja
berhasil menemukan bentuk-bentuk kebahasaan yang sebelumnya tidak pernah
digunakan.
Ragam bahasa tertentu
harus digunakan dalam konteks pemakaian yang tertentu sifatnya. Bila mana
setiap orang dapat menggunakan bentuk-bentuk kebahasaan itu sesuai dengan jenis
ragamnya, niscaya penggunaan bahasa indonesia yang akhir-akhir ini banyak
dikeluhkan tidak akan terjadi.
Macam-macam ragam bahasa:
1. Ragam bahasa berdasarkan waktunya
Terdapat tiga macam ragam bahasa indonesia
jika dikonteks waktu dijadikan bahan utama pertimbangan perbedaannya. Dalam
seting waktu pula sebuah ragam akan dapat diperinci menjadi: a). Bahasa ragam
lama atau bahasa ragam kuno, b). Bahasa ragam baru atau bahasa ragam modern,
dan c). Bahasa ragam kontemporer, yakni ragam bahasa yang banyak mencuat
akhir-akhir ini.
Dengan bahasa laras lama atau bahasa kuno
dapat dilacak keberadaan atau eksintensi berikut makna sejumlah dokumen kuno,
aneka prasasti, dan tulisan-tulisan yang tertuang dalam peranti yang masih
sangat sederhana itu. Penyelamatan bagi segala sesuatu yang bersifat lama atau
kuno sesungguhnya penting sebab dengan penyingkapan hal-hal lama akan dapat
dirancang langkah penyelamatan, perawatan, pemeliharaan, dan perkaembangannya
untuk masa-masa mendatang. Maka sangatlah tidak benar jika orang memicingkan
mata terhadap segala sesuatu yang sifatnya kuno. Demikian pula, dalam konteks
bahasa, sesungguhnya adanya bahasa modern seperti yang sekarang ini juga
merupakan akibat dari hadirnya bahasa-bahasa yang bersetatus lama atau kuno.
Selanjutnya adalah ragam bahasa baru,
denagan ragam bahasa baru bahasa itu dimungkinkan terjadi pula inovasi-inovasi
kebahasaan yang baru. Dengan ragam bahasa baru itu perkembangan masa depannya
akan dapat dipredisikan. Bahasa indonesia dalam ragam baru diatur dengan
kaidah-kaidah kebahasaan yang umumnya juga sudah diperbarui., kalau pada masa
orde baru digunakan ketentuan-ketentuan kebahasaan yang juga baru, seperti dalam
PUEYED, kamus-kamus bahasa yang juga terbit baru, maka sesungguhnya itulah
salah satu penanda dari kehadiran bahasa dalam ragam bahasa tersebut. Pada masa
lalu orang mengenal dan menggunakan bentuk seperti “koendjono”. “moentjol”.
Tetapi sekarang dalam ketentuan dan kaidah kebahasaan baru ditulis “kunjono”
dan “muncul”.
Dalam banyak literatur memang sama sekali
tidak ditemukan ragam bahasa kontemporer, adapun yang dimaksud adalah entitas
bahasa dalam wujud perkembangannya yang sekarang ini, yang sudah tidak menjadi
rahasia lagi, selain melahirkan bentuk-bentuk kebahasaan baru yang cenderung
mengabaikan kaidah-kaidah kebahasan yang sudah ada itu. Selain ditandai
penyimpangan-penyimpangan aturan kebahasaan, bahasa kontemporer cenderung tidak
peduli dengan perbedaan fungsi bahasa dalam kaitan dengan kedudukan.
2. Ragam bahasa berdasarkan medianya
Ragam bahasa ini dapat dikelompokkan
menjadi dua, yakni, a) bahasa rgam lisan, b) bahasa ragam tulis. Bahasa ragam
lisan lazimnya ditandai dan ditentukan oleh penggunaan aksen-aksen bicara atau
penekanan-penekanan tertentu dalam aktifitas bertutur, pemakaian intonasi, atau
lagu kalimat tertentu. Demikian juga tanda-tanda itu akan kelihatan wujud-wujud
kosakata, tatabahasa, kalimat dan paragrafnya. Dalam ragam bahasa lisan, orang
tidak lazim menyebut kalimat tetaoi tuturan, semua peranti kebahasaan yang
disebut lazimnya hadir dalam aktifitas bertelepon, berdiskusi, berseminar,
berwawancara, berwawansabda, dan aktifitas-aktifitas kebahasaan lisan lainnya.
Bahasa ragam lisan dapat diperici menjadi
dua, yaitu:
a. Bahasa ragam lisan baku, misalnya: ketika
orang berceramah di depan dosen atau mahasiswa, ketika orang sedang menguji
skripsi, ketika orang berpidato, ketuika orang sedang presentasi
b. Bahsa ragam lisan tidak baku, misalnya:
ketika orang sedang mengobrol dengan santai disepanjang jalan, ditempat ronda,
di warung dan seterusnya. Demikian juga wawancara dalam transaksi jual beli di
psar tradisional, bahasa yang digunakan juga berada di dalam ragam lisan.
Selanjutnya, yang di maksud dengan bahasa
ragam tulis adalah bahasa yang hanya tepat muncul dalam konteks tertulis.
Bahasa dalam ragam tulis harus sangat cermat dalam pemakaia tanda bacanya,
dalam pemakakian ejaan, kata frasa, klausa, kalimat, paragrap, dan seterunya.
Ketentuan-ketentuan yang sangat lazim ditemukan dalam dalam bahasa ragam baku,
telebih dalam ragam baku tulis, beberapa dapat disebutkan berikut:
1. Memekai ucapan baku,
2. Memakai ejaan resmi,
3. Mengahindari unsur-unsur kedaerahan
4. Memekai fungsi garamatikal secara eksplisit,
5. Mwmakai konjungsi “bahwa” secara
eksplisit,
6. Pemakaian bentuk kebahasaan secara lengkap
7. Pemakaian partikel secara konsisten
8. Pemakaian kata depan secara tepat,
9. Pemakaian aspek pelakau tindakan secara
konsisten,
10. Memakai bentuk sintesis
11. Menghindari unsur leksikal yang
terpengaruh bahasa daerah.
3. Ragam Bahasa Berdasarkan Pesan
komunikasinya
Ragam bahasa berdasarkan pesan
komunikasinya dapat dibedakan menjadi, 1) Bahasa ragam ilmiah, 2) bahasa ragam
sastra, 3) bahasa ragam pidato, dan 4) bahasa ragam berita.
Ragam ilmiah bisa digunakan dalam dua menifestasi, yakni 1) dalam karya
ilmiyah akademis, dan 2) dalam karya ilmiyah populer. Karya ilmiah akademis di
perguruan tinngi biasanya akan meliputi artikel ilmiah, makalah ilmiah, jurnal
ilmiah, surat menyurat, laporan penelitian, skripsi, tesis, disertasi,
habilitas, dan lain-lain. Adapun karya ilmiah populer bisa meliputi esai-esai
ilmiah populer, catatan-catatan ilmiah populer, opini-opini di media massa,
kolom-kolom khas di media massa, catatan-catatan tentang bidang tertentu di
media massa dan lain-lainnya. Beberapa ciri bahasa dalam ragam ilmiah ialah
harus memiliki struktur kalaimat yang jelas dan makna kalimatnya jelas pula,
struktur kalimat yang jelas akan memudahkan pemahaman dan penuangan gagasan di
dalam sebuah karya ilmiah. Bahasa ragam ilmiah juga harus singkat, padat,
jelas, tidak bertele-tele, karena harus menyajikan sebuah konsep dengan jelas
dan tegas pula.
Selanjutnya,
bahasa dalam ragam sastra, bahasa dalam rgam ini banyak digunakan untuk mengungkapkan
nilai-nilai kaidah keindahan, estetika, imajinasi, sebagaimana yang lazim
ditemukan dalam cerita-cerita dan dongeng-dongeng rakyat.
Kalau dalam ragam
sastra titik fokusnya itu adalah pada dimensi diksi dan gaya bahasanya, dalam
bahasa ragam pidato yang menjadi sasaran adalah tujuan atau maksud pidato itu.
Demikian pula dalam diskusi, sarasehan, rembuk beesama, rapat dan yang
sesamanya, dimensi-dimensi maksud yang atau tujuan aktivitas-aktivitas itulah
yang menentukan bentuk kebahasaan, maka harus dibedakan secara jelas, apakah
wicara itu bertujuan memberitahu, menghibur, mengajak, membujuk,
mempropagandakan sesuatu atau yang lainnya, akan menjadi penentu pokok dari
wujud bahasa yang akan digunakan dalam wicara itu.
Selanjutnya dalam
ragam berita harus diperhatikan beberapa hal pokok berikut sebagai ciri bahasa
berita dalam jurnalistik. Bahasa jurnalistik dibuat dengan didasarkan atas
kesadaran terbatasnya ruang (space,kolom) dan waktu (time,duratiaon),
salah satu sifat dasar jurnalisme ialah
kemampuan komunikasi yang cepat dalam ruang dan waktu serba terbatas. Akan
tetapi bahasa jurnalistik juga senantiasa memperhatikan kaidah-kaidah tata
bahasa, kaidah-kaidah pemakaian ejaan, dan aturan-aturan tata tulis serta
ketentuan kebahasaan yang berlaku. Berkenaan dengan hal ini, H. Rosihan Anwar
(2004), salah satu dari sekian banyak begawan jurnalistik di indonesia, pernah
mengatakan: “ Bahwa jurnalistik harus didasrkan pada bahasa baku. Dia tidak
dapat menganggap sepi kaidah-kaidah tata bahasa. Begitu juga dia harus
memperhatikan ejaan dan tata tulis yang benar. Akhirnya dalam kosa kata, bahasa
jurnalistik senantiasa mengikuti perkembangan mutakhir dalam masyarakat.
Selanjutnya harus dipahami
bahasa jurnalistik berciri sederhana, tidak berbelit-belit, tidak
berbunga-bunga, tidak ruwet, tidak kompleks, tetapi harus langsung pada pokok
permasalahannya (straight to the point). Jadi intinya, bahasa dalam ragam
jurnalistik itu harus lugas, haruslah sederhana haruslah tepat dalam diksinya,
dan pula harus menarik sifatnya.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
ulasan di atas dapat disimpulkan bahwa
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi
Republik Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar RI
1945, pasal 36”bahasa Negara adalah bahasa Indonesia”. Sejarah bahasa Indonesia
telah tumbuh dan berkembang sekitar abad ke VII dari bahasa Melayu yang sejak
zaman dahulu sudah dipergunakan sebagai bahasa perhubungan. Bukan hanya di
Kepulauan Nusantara, melainkan juga di seluruh Asia Tenggara.
Awal penciptaan Bahasa Indonesia sebagai
jati diri bangsa berawal dari Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, yang
isinya “kami berbahasa yang satu yaitu
bahasa indonesia”, diumumkanlah penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa
untuk Negara Indonesia pascakemerdekaan. Secara yuridis, baru tanggal 18
Agustus 1945 bahasa Indonesia secara resmi diakui keberadaannya dan ditetapkan
dalam UUD 1945 pasal 36.
B.
Saran
penulis
Makalah
ini di tulis dengan latar belakang:
Ø Mengkaji
lebih luas dan lebih dalam dari sudut pandang terhadap pengertian dan sejarah
bahasa indonesia.
Kami
menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, kedepannya penulis akan
lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber
- sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan. Oleh
karna itu, kami sekelompok menngharapkan kritik dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
M, pd, Moh. Hafid
Effendy, 2012 Pernak Pernik Bahasan
Indonesia, Stain Pamekasan Press. Djaja, Drs. H. Aziz., 2006 Buku Ajar Bahasa Indonesia, Stain
Pamekasan.
M, Hum, Dr. R, Kunjana
Rahardi., 2009 Bahasa Indonesia untuk
perguruan tinggi, erlangga.
https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa
Indonesesia
M, pd, Moh. Hafid
Efendy., 2013 Kasak Kusuk Bahasa
Indonesia, pena salsabil
M, S, Hj Noer zisri A.
Nazarm, Dra., Bahsa Indonesia Karangan
Ilmiah, Humaniora, 2006
Belum ada tanggapan untuk "Bahasa Indonesia Makalah Lengkap"
Posting Komentar